Some and any, Many and much,A lot of and a few.

Definition and Example Sentence and Any use of Some, Many and much, a lot of and a few

Explanation.
Some and Any is a quantifier that addressed the meaning of the word "some / not much". In everyday practice we have often heard these two words. But do you know the difference between these two words? Here is a function of the use of Some and Any
function

Some
Some are used in a sentence POSITIVE. some can be used on countable and uncountable nouns. So some words may not be used in negative sentences. Noun used in this word must wear some form of "plural" or more than one. But if uncountable noun is not added s / ice, if not understand the difference between countable and uncountable nouns countable and uncountable please read Nouns.

example:
1. I have some boxes
2. I'm going to find some drinks
3. Andy has some cars
4. Lusy has some sugar
5. You get some children
6. We want to take some water

Use some of the sentence interrogative sentences are only allowed to ask that offers something "offering something", for example:
1. Do you want some sugar?
2. Did you want to have some drinks?


Any

Any use of the sentence NEGATIVE da INTERROGARTIVE. any can be used also in countable and uncountable nouns. So just like "some" Noun used should be is the plural or more than one.

example:
1. I do not have any boxes
2. I'm not going to find any drinks
3. Andy does not have any cars
4. Lusy does not have any sugar
5. You do not get any children
6. We do not want to take any water
Any use of the interrogative sentence:
1. do you bring any books?
2. does she has any children?
3. do they has any sugar?

That's a brief explanation, solid, and clear explanations, function, and usage examples Some and Any.

Many Definition and Much
Many and much is a word that can be used as a determiner or pronoun when talking about quantity. As a determiner, many followed by a noun or a plural countable noun, while much by uncountable noun or noun is singular. As the subject of many sentences paired with plural verbs, whereas much the singular verb.

Function and Example Sentences Many / Much
Determiner:
 1.      Many rooms are available
 2.      They don’t have much work experience.

Pronoun:
 1. Many are available.
 2. They don’t have much.

How Many and How Much

How many collective noun or plural countable noun, and how much collective singular uncountable noun or noun can function to form a question. Many / much can also be followed by the preposition "of" when the word is followed Articles (a, an, the), possessive (your, his, her, its), or pronoun (Them, us, you).

Example Sentences How Many / Much:• How many children will you have? (How many children will you have?)• How much sugar should I add to your tea? (How much sugar should I add to your tea?)• How much does it cost to rent a large SUV car? (How much is the cost of a large SUV car rental?)• How much of your income do you save? (How much income do you tube?)• How many of the couples are still Able to tolerate other call now? (How many couples can still tolerate each other?)• How many of them has finished a Bachelor's Degree? (How many of them have completed a Bachelors Degree?)

As Many / Much as


Example sentence as Many / Much as:
• Take as many as you need. (Take as much as you need.)
• He should drink as much as eight glasses of water a day. (He should drink eight glasses of water a day.)
• You can bring as many friends as you want. (You can bring as many friends as you want.)
• I try to the make as much money as he can. (I am trying to generate as much money as he can.)


A Lot of
In general, for a positive sentence used a lot of words that have meaning 'many' as many and much. Advantages A lot of this can be used for countable uncountable noun or noun. So we are free to use nouns, regardless of the noun can be calculated or can not be calculated. But with so we can disregard the writing of the noun, we also need to pay attention to the writing of the noun, whether the noun is written in the plural or not.


Examples of its use in the plural sentence is:
• I have a lot of books to read
• I have a lot of lights to be installed
• I have a lot of cars for sale


Examples of its use in a single sentence is:
• I have a lot of money
• There are a lot of water to wash clothes
• You have a lot of flour to make a cake


A Few


A few used with nouns that can be calculated (countable) to show a small quantity. A few are also used in a sentence positive (+), but not in a negative sentence (-). We generally use any interrogative sentence (?), But a few are also biased in interrogative sentences (?).


Examples of its use in a sentence positive (+):
• I have a few books
• I have a few pens
• You have a few bags


Examples of its use in the interrogative sentence (?):
• Do you have a few books?
• Do you have a few pens?
• Do you have a few bags?
.



PERSEDIAAN



Dasar-dasar persediaan
            dalam sistem perekonomiaan,persdiaan merupakaan barometer yang sangat penting dalam kegiatan bisnis.U.S Commerce Department(Dapartemen perdagangan Amerika Serikat)mengumumkan data persediaan setiap bulan untuk paritel,pedagang besar (agen) dan pabrikan.jumlah persediaan dan waktu yang dibutuhkan untuk menjual barang adalah dua indikator yang sangat terkait.selama ekonomi cenderung mengalami penurunan,terdapat penambahan pertama kali pada persediaan.karena dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk menjual jumlah barang yang tersedia.persediaan pada umumnya cenderung mengalami penurunan seiring dengan peningkatan kegiatan bisnis.pemadanan harus dijaga berada pada tingkat persediaan di antara terlalu sedikit atau terlalu banyak.sebuah perusahaan dengan tingkat persediaan yang terlalu sedikit tidak akan mampu memenuhi kepuasaan pelanggan.akan,tetapi dengan menyimpan persediaan terlalu banyak,maka akan menambah beban perusahaan untuk biaya penyimpanan.
            Persediaan akan memengaruhi neraca maupun laporan laba rugi.dalam neraca perusahaan dagang,persediaan pada umumnya merupakan nilai yang paling signifikan dalam aset lancar.Tentunya,jumlah dan kepentingan relatif bervariasi.bahkan untuk perusahaan-perusahaan yang berada dalam industri yang sama.
Mengklasifikasikan Persediaan
            sebuah perusahaan mengklasifikasikan persediaanya bergantung pada bentuk perusahaan:apakah perusahaan dagang atau perusahaan manufaktur.persediaan perusahaan dagang(mercandiser) terdiri atas beberapa produk yang berbeda.sebagai contoh dalam sebuah toko bahan makanan sebagian kecil persediaan yang dimilikinya meliputi makanan kaleng produk susu,daging,produk-produk tersebut memiliki dua karakteristik persediaan,yaitu persediaan barang dagang yang dibutuhkan untuk menggambarkan beberapa produk yang berbeda dalam persediaan.
            Persediaan perusahaan manufaktur(manufacturer)juga dimiliki oleh perusahaan,tetapi beberapa barang belum siap jual.berdasarkan hal tersebut persediaan biasanya diklasifikasikan menjadi tiga katagori:barang jadi,barang dalam proses,dan bahan baku.sebagai contoh,General motors mengklasifikasikan kendaraan yang telah selesai diproduksi dan siap jual sebagai barang jadi(finished good).kendaraan yang sedang dalam tahapan produksi diklasifikasikan sebagai barang dalam proses(work in process).besi,kaca,pelapis,dan komponen lainnya yang dignakan untuk produksi merupakan persediaan bahan baku(raw materials)
            Prinsip dan konsep akuntansi yang dibahas di bab ini menerapkan klasifikasi persediaan,baik perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur.bab ini berfokus pada persediaan barang dagang.


MENENTUKAN JUMLAH PERSEDIAAN

Sebagian pebisnis mengadakan perhitungan fisik persediaan pada hari terakhir di akhir tahun. Perusahaan yang menggunakan sistem persediaan periodik harus membuat suatu perhitungan untuk menentukan persediaan yang dimiliki pada tanggal neraca dan menghitung harga pokok penjualan. Penentuan jumlah persediaan mencakup dua langkah : 1. Menghitung fisik persediaan, 2. Menentukan kepemilikan barang.

1.             Menghitung fisik persediaan

Meliputi perhitungan, penimbangan atau pengukuran masing masing jenis persediaan yang dimiliki. Saat ini berkembang penggunaan bar codes danscanning. Untuk memiminimalkan kesalahan pada perhitungan harus mengikuti prinsip dan kebijakan pengendalian internal untuk mengamankan persediaan yang meliputi :
Ø    Perhitungan harus dilakukan oleh pegawai yang tidak bertanggung jawab atas pemeliharaan persediaan
Ø    Masing- masing perhitungan harus dijaga kebenarannya dalam setiap perhitungan persediaan
Ø    Diusahakan ada perhitungan ulang oleh pegawai lain.
Ø    Penggunaan label persediaan yang sudah diberi nomer sebelumnya. Diberi keterangan yang jelas
Ø    Pada akhir perhitungan, supervisor memasukan kembali bahwa semua jenis persediaan diberi label dan tidak terhitung 2 kali

Setelah itu jenis persediaan didaftar pada lembar rangkuman persediaan untuk memastikan keakuratan perhitungan. Terakhir biaya per unit dikali jumlah persediaan untuk menentukan total biaya persediaan.

2.                  Menentukan hak kepemilikan barang

Ø    Barang dalam perjalanan
Barang dianggap dalam perjalanan ketika barang masih berada dalam pengangkutan pada tanggal perhitungan. Seharusnya masuk dalam persediaan perusahaan bergantung pada syarat penjualan. Dijelaskan sebagai berikut
1.      FOB Shipping Point : kepemilikan barang pindah ke pembeli saat pengangkutan barang terjadi dari gudang penjual
2.      FOB Destination : Secara hukum kepemilikan barang masih berada pada penjual sampai barang tersebut tiba ke pembeli.

Ø    Barang konsinyasi (titipan)
Pemegang barang, yakni perusahaan yang dititipkan (consignee), bukan pemilik barang tersebut (consignor). Kepemilikan tetap berada pada perusahaan yang menitipkan. Jadi barang tersebut tak seharusnya masuk dalam perhitungan persediaan barang milik consignee. Tapi di consignor.

SISTEM AKUNTANSI PERSEDIAAN

Satu dari dua dasar akuntansi untuk persediaan yang dapat digunakan yaitu, sistem persediaan perpetual atau sistem persediaan periodik. Beberapa kegiatan bisnis menganggap sistem perpetual terkomputerisasi tidak diperlukan. Jadi lebih memilih mengendalikan persediaan barang dagang dan mengelola operasi sehari hari persediaan, baik tanpa pencatatan persediaan secara rinci maupun hanya per unit.

Perhitungan Nilai Persedian Berdasarkan Sistem Persedian Periodik
Seluruh pengeluaran yang dibutuhkan dalam memperoleh barang dan menyiapkan barang agar siap di jual termasuk dalam biaya perolehan persediaan. Biaya perolehan persediaan terkait dengan perkumpulan seluruh biaya uang terdiri atas dua unsur (1) biaya persediaan awal (cost of the beginning inventory) dan (2) biaya pembeliaan  persediaan atau harga pokok barang yang dibeli (cost of goods purchased) selama tahun berjalan. Jumlah dari biaya tersebut sama dengan biaya persedian yang dimiliki untuk dijual atau harga pokok barang tersedia untuk dijual (cost of goods available for sale).
Biaya perolehan persediaan dialokasikan baik dalam persediaan akhir mauoun harga pokok pejualan. Berdasarka sitem persamaan periodik (periodic inventory system), alokasi dihitung pada akhir periode akuntansi.Pertama,tentukan biaya dari persediaan akhir. Kemudian,biaya dari persediaan akhir dikurangkan harga pokok barang tersedian untuk dijual guna menentukan harga pokok penjualan.
Kumpulan Biaya
Harga Pokok Barang Tersedia untuk Dijual
Persediaan awal                                                                                              $  20000
Harga pokok barang yang dibeli                                                                     $ 100000 +
Harga pokok barang tersedia untuk dijual                                                      $ 12000

             Langkah 1                                                                                        Langkah 2
          Persediaan Akhir                                                                            Harga Pokok Penjualan
                                   Biaya per         Biaya                           Harga pokok   Harga barang tersedia untuk di jual    $ 120000
Unit       Unit               Total                            Dikurangi :   P Persediaan Akhir                                  15000
5000    $3000              $15000                        Harga Barang Harga pokok penjualan                        $10500


Menggunakan Perhitungan  Biaya Arus Fisik Aktual-Identifikasi khusus
            Contoh, sebuah perusahaan mengalami beberapa kenaikan atas harga  barang yang identik dalam tahun berjalan.Atau mungkin harga per unit mengalami penurunan. Dalam situasi tersebut, kemana  seharusnya selisih biaya perunit dialokasikan apakah pada persediaan akhir atau harga penjualan ?
            Salah satu jawabannya adalah dengan menggunakan identifikasi khusus dari unit yang dibeli. Metode ini menelusuri arus fisik actual dari barang.Masing-masing jenis barang ditandai ,diberi label,ataupun diberi kode sesuai dengan “speifik” biaya perunitnya. Pada akhir periode biaya spesifik  dari persedediaan yang masih menjadi persediaa merupakan biaya tota dari persediaan akhir.
Menggunakan Metode Arus Biaya yang Diasumsikan-FIFO,LIFO ,dan Biaya Rata-rata
1.      First-in,first-out—FIFO (masuk pertama,keluar pertama—MPKP)
2.      Last-in,First-out—LIFO (masuk terakhir,keluar pertama—MTMP)
3.      Biaya rata-rata (Average Cost)

FIFO
Mengasumsikan bahwa barang yang pertama kali dibeli adalah barang yang pertama kali dijual.Dengan metode FIFO ,harga pokok barang yang dibeli lebih dulu dibeli merupakan biaya yang pertama kali diakui seagai harga pokok penjualan.
LIFO
Barang yang terakhir dibeli adalah barang yang pertama kali dijual.Berdasarkan metode LIFO,harga barang pokok yang terakhir dibeli adalah yang pertama kali ditetapkan dalam menghitung harga pokok penjualan.

Biaya Rata-rata
Metode biaya rata-rata mengasunsikan bahwa barang yang tersedia untuk dijual memiliki biaya perunit yang sama (rata-rata).

Harga Pokok Barang Tersedia     :     Total Unit yang Tersedia     =     Biaya Rata-rata Tertimbang
            untuk dijual                                       untuk Dijual                                      per Unit
               $120000                             :                         1000                   =                   $12000


Pengaruh laporan keuangan dalam metode arus biaya .

Ada tiga metode drai arus biaya dapat diaplikasikan sebagai contoh: BLACK AND DECKER MANUFACTURING COMPANY dan WENDY’S INTERNATIONAL saat ini menggunakan metode FIFO. BRISTOL-MYERS-SQUIBB CO. dan MOTOROLA INC menggunakan metode biaya rata-rata .sebuah perusahan perusahaan dapat menggunakan lebih dari satu metode arus biaya pada waktu yang bersamaan.DEL MONTE CORPORATION menggunakan metode LIFO untuk persedian di dalam negeri dan FIFO untuk persediaan diluar negeri. Perusahaan menerapkan metode arus biaya persediaan yang berbeda untuk berbagai alasan. Biasanya salah satu dari faktor dibawah ini terkait:
1.      Pengaruh laporan laba rugi
2.      Pengaruh neraca
3.      Pengaruh pajak

PENGARUH LAPORAN LABA RUGI 
untuk memahami alasan mengapa perusahaan memilih metode arus biaya tertentu, mari bandingkan pengaruh nya terhadap laporan keuangan BOW VALLEY ELECTRONICS. Bow Valley menjual 550 unit senilai $11.500 dan beban operasional sebesar $2.000. tariff pajak penghasilannya adalah 30%. Harga pokok barang tersedia untuk dijual ($12.000)sama dengan ketiga metode tersebut. Tapi nilai persedian akhir berbeda untuk setiap metode , dan perbedaan tersebut mempengaruhi harga pokok penjualan.ada perbedaan dalam penjumlahan akhir dapat menghasilkan perbedaan jumlah dalam laba sebelum pajak.Bow Valley terdapat perbedaan sebesar $800 anatra metode FIFO dengan LIFO . di mana periode terdapat kenaikan harga, metode FIFO menghasilkan laba bersih yang lebih besar.dalam periode kenaikan harga (seperti dalam kasus ini),FIFO melaporkan laba bersih tertinggi ($2.310)dan LIFO terendah ($1750); biaya rata-rata berada di tengah ($2.030) untuk manajemen, laba yanglebih tinggi merupakan sebuah keuntungan:ini  karena pihak eksternal melihat perusahaan lebih mengguntungkan .
selain itu, jika bonus manajemen berdasarkan pada laba bersih , maka FIFO akan memberikan dasar untuk bonus yang lebih tinggi. Sebagian berpendapat bahwa dengan menggunakan metode FIFO dalam periode dimana terdapat kenaikan harga menyebabkan perusahaan menghindar untuk melaporkan KERTAS ATAU LABA BAYANGAN sebagai keuntungan ekonomis. Berdasarkan metode FIFO , perusahaan telahmemperoleh biaya penggantian hanya untuk tanggal 10 januari ($4.000)untuk mengganti unit yang dijual , harus menginvestasikan kembali sebesar $800(200*$4) dari laba kotor yang diperoleh. Sehingga,$800 dari laba kotor yang dihasilkan melalui metode FIFO.

PENGARUH NERACA
Keuntungan utama dari metode FIFO adalah periode terdapat kenaikan harga biaya yang dialokasikan persediaan akhir nilainya mendekati nilai pada saat ini.contoh nya: Blow Valley 400 unit dari 450 unit dalam persediaan akhir depan harga per unit $13 pada tanggal 27 November.
            Kelemahan dari metode LIFO dalam periode di mana terjadi kenaikan harga biaya yang dialokasikan.hal tersebut untuk Bow Valley: biaya dari persediaan akhir mencakup $10 perunit dari persediaan awal.

  PENGARUH PAJAK
Kita telah melihat pengaruh persediaan pada neraca dan laba bersih pada laporan laba rugi akan lebih tinggi jika menggunakan metode FIFO dalam periode dimana menjadi kenaikan harga.sebagai cobtoh, pada Bow Valley Electrinics, pajak penghasilan nyasebesar $750 dengan menggunakan metode LIFO sedangkan dengan menggunakan metode FIFO maka pajak penghasilan nya sebesar $990. Sehingga terjadi penghematan pajak sebesar $240 yang mempengaruhi ketersediaan lebih banyak kas untuk kegiatan bisnis.

Menggunakan metode arus biaya persediaan secara konsisten

Apa pun metode arus biaya yang dipilih,harus diterapkan dengan konsisten dari satu periode ke periode berikutnya.penggunaaan yang konsisten berpengaruh pada perbandingan laporan keuangan dalam periode waktu secara berturut-turut.sebaliknya,pengunaan metode FIFO dalam satu tahun dan LIFO dalam tahun berikutnya menyebabkan adanya kesulitan dalam membandingkan laba bersih selama 2 tahun.
            Meskipun pengunaan suatu metode secara konsisten dianjurkan,perusahaan diperbolehkan untuk mengubah metode penilaian persediannya.perubahan tersebut dan pengaruhnya terhadap laba bersih harus diungkapkan dalam laporan keuangan.

Penilaian Persediaan pda Mana yang Lebih Rendah antara Harga Pokok atau Harga Pasar

Hal ini dilakukan dengan menilai persediaan mana yang lebih rendah antara harga pokok atau harga pasar (lower of cost or market – LCM ) dalam periode di mana terjadi penurunan nilai .
Mana yang lebih rendah antara harga pokok atau harga pasar merupakan contoh dari keterbatasan akutansi yaitu konservatisme : pada saat memilih antar berbagai alternatif, pilihan terbaik adalah metode yg memiliki kemungkinan paling kecil untuk menaikkan nilai aset dan laba bersih.

Kesalahan Persediaan

Kesalahan sering terjadi dalam menghitung biaya persediaan. Keselahan biasanya disebabkan karena perhitungan atau penentuan harga pada persediaan tidak tepat. Pada saat kesalahan itu terjadi akan mempengaruhi, baik laporan laba rugi maupun neraca.

1.      Pengaruh terhadap Laporan Laba Rugi
 Kesalahan dalam menentukan nilai persediaan akan memengaruhi penentuan harga pokok penjualan dan laba bersih. Pengaruh harga pokok penjualan di tentukan dengan menggunakan rumus berikut ini :

Persediaan Awal + Harga Pokok Barang yang Dibeli – Persediaan Akhir = Harga Pokok Penjualan

Jika persediaan awal disajikan terlalu rendah (kurang saji), maka harga pokok penjualan menjadi kurang saji. Jika persediaan akhir disajikan terlalu rendah, maka harga pokok penjualan menjadi lebih saji. Suatu penyajian yang salah dalam nilai persediaan akhir dalam periode berjalan akan memiliki pengaruh yang berlawanan dalam periode berikutnya . Ketepatan dalam penilaian persediaan akhir  bergantung pada keseluruhan dari penilaian biaya persediaan pada tanggal neraca.


PENGARUH TERHADAP NERACA
Pengaruh kesalahan persediaan akhir yang dilaporkan di neraca ditentukan dengan persamaan akuntansi dasar : Aset = Kewajiban + Ekuitas pemilik. Jika kesalahan tidak dibetulkan, maka total laba bersih untuk dua periode akan tepat jumlahnya. Sehingga total ekuitas pemilik yang dilaporkan di neraca pada akhir periode berikutnya akan tepat jumlahnya.

ANALISIS dan PENYAJIAN LAPORAN

Penyajian
Persediaan diklasifikasikan sebagai aset lancar setelah piutang dalam neraca.
Dalam laporan laba rugi bentuk bertahap, harga pokok penjualan dikurangkan dari penjualan
(1) klasifikasi persediaan utama
(2) basis akuntansi
(3) metode perhitungan biaya persediaan ( FIFO, LIFO, atau biaya rata - rata ).

Contoh :
Neraca per 31 Januari 2002 untuk WAL - MART melaporkan persediaan sebesar $ 22.614 jt
Sebagai salah satu aset lancarnya.

Ringkasan dari kebijakan akuntansi
Persediaan
Perusahaan menggunakan metode LIFO eceran untuk segmen Wal - Mart stores, biaya LIFO untuk segmen SAM'S CLUB, dan metode biaya lainnya, termaksud metode FIFO eceran dan metode biaya rata- rata eceran, untuk segmen Internasional. Persediaan tidak dicatat melebihin harga pasar.
Analisis
Jumlah dari persediaan yang dilaporkan oleh perusahaan memiliki konsekuensi ekonomi. Di satu sisi mmanajemen menginginkan jenis dan jumlah yang banyak sehingga pelanggan memiliki beragam pilihan dan selalu tersedia stok. Tetapi kebijakan tersebut mengakibatkan biaya penyimpanan yang tinggi.
Contoh :
1. Investasi
2. Penyimpanan
3. Asuransi
4. Keusangan
5. Kerusakan
Di sisi lain, tingkat persediaan yang rendah akan berpengaruh pada risiko ketiadaan persediaan ataupun kehilangan penjualan.

Rasib yang umum digunakan untuk mengatur dan mengevaluasi tingkat persediaan adalah perputaran persediaan dan ukuran yang terkait.
  
PENGARUH TERHADAP NERACA
Pengaruh kesalahan persediaan akhir yang dilaporkan di neraca ditentukan dengan persamaan akuntansi dasar : Aset = Kewajiban + Ekuitas pemilik. Jika kesalahan tidak dibetulkan, maka total laba bersih untuk dua periode akan tepat jumlahnya. Sehingga total ekuitas pemilik yang dilaporkan di neraca pada akhir periode berikutnya akan tepat jumlahnya.

ANALISIS dan PENYAJIAN LAPORAN

Penyajian
Persediaan diklasifikasikan sebagai aset lancar setelah piutang dalam neraca.
Dalam laporan laba rugi bentuk bertahap, harga pokok penjualan dikurangkan dari penjualan
(1) klasifikasi persediaan utama
(2) basis akuntansi
(3) metode perhitungan biaya persediaan ( FIFO, LIFO, atau biaya rata - rata ).
Contoh :
Neraca per 31 Januari 2002 untuk WAL - MART melaporkan persediaan sebesar $ 22.614 jt
Sebagai salah satu aset lancarnya.

Ringkasan dari kebijakan akuntansi
Persediaan
Perusahaan menggunakan metode LIFO eceran untuk segmen Wal - Mart stores, biaya LIFO untuk segmen SAM'S CLUB, dan metode biaya lainnya, termaksud metode FIFO eceran dan metode biaya rata- rata eceran, untuk segmen Internasional. Persediaan tidak dicatat melebihin harga pasar.
Analisis
Jumlah dari persediaan yang dilaporkan oleh perusahaan memiliki konsekuensi ekonomi. Di satu sisi mmanajemen menginginkan jenis dan jumlah yang banyak sehingga pelanggan memiliki beragam pilihan dan selalu tersedia stok. Tetapi kebijakan tersebut mengakibatkan biaya penyimpanan yang tinggi.
Contoh :
1. Investasi
2. Penyimpanan
3. Asuransi
4. Keusangan
5. Kerusakan
Di sisi lain, tingkat persediaan yang rendah akan berpengaruh pada risiko ketiadaan persediaan ataupun kehilangan penjualan.

Rasib yang umum digunakan untuk mengatur dan mengevaluasi tingkat persediaan adalah perputaran persediaan dan ukuran yang terkait.
Perputaran persediaan 
Tujuannya adalah untuk mengukur likuiditas persediaan. Perputaran persediaan dihitung dengan membagi harga pokok penjualan dengan persediaan rata - rata dalam periode tersebut. Perputaran persediaan juga memiliki arti bahwa jumlah hari rata - rata yang diperlukan untuk memjual persediaan.
Contoh :
Perputaran persediaan untuk Wal - Mart sebesar 7,8 kali, jadi dalam satu tahun yang diasumsikan 365 hari, untuk satu kali perputaran membutuhkan waktu kira - kira 47 hari.

TUGAS IBD:BUDAYA DAN GLOBALISASI



NAMA: Andi Pratama
KELAS: 1EA09
NPM: 11214055

PENGARUH KEBUDAYAAN JEPANG
TERHADAP KEBUDAYAAN INDONESIA DIKALANGAN
MASYARAKAT INDONEISA

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Indonesia adalah bangsa yang majemuk, terkenal dengan keanekaragaman dan keunikannya. Kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia merupakan kebudayaan yang majemuk dan sangat kaya ragamnya. Indonesia sendiri terdiri dari berbagai suku bangsa, yang mendiami belasan ribu pulau. Masing-masing suku bangsa memiliki keanekaragaman budaya tersendiri. Di setiap budaya tersebut terdapat nilai-nilai sosial dan seni yang tinggi. Pada kondisi saat ini kebudayaan mulai ditinggalkan, bahkan sebagian masyarakat Indonesia malu akan kebudayaannya sebagai jati diri sebuah bangsa.
Perbedaan yang terjadi dalam kebudayaan Indonesia dikarenakan proses pertumbuhan yang berbeda dan pengaruh dari budaya lain yang ikut bercampur di dalamnya. Dilihat dari perkembangan zaman di era globalisasi sekarang amatlah pesat karena penemuan-penemuan baru di segala bidang. Penemuan-penemuan baru di dunia teknologi misalnya yang di dominasikan oleh negara-negara barat, membuat kita takjub sehingga kita hanya dapat  menggelengkan kepala serta dapat menikmati dan memakainya sebagai bangsa Indonesia. Oleh karena itu, untuk  meningkatkan ketahanan budaya bangsa, maka Pembangunan Nasional perlu bertitik-tolak dari upaya-upaya  pengem­bangan kesenian yang mampu melahirkan nilai-tambah kultural. Seni-seni lokal dan nasional  perlu tetap dilanggengkan, karena berakar dalam budaya masyarakat. Melalui sentuhan-sentuhan nilai-nilai dan nafas baru, akan mengundang apresiasi dan menumbuhkan sikap posesif terhadap pembaharuan dan pengayaan karya-karya seni.  Di sinilah awal dari kesenian menjadi kekayaan budaya dan modal sosial-kultural masyarakat.
PEMBAHASAN
A.PENGARUH KEBUDAYAAN JEPANG TERHADAP INDUSTRI HIBURAN DI INDONESIA
Teori-teori Barat tentang imperialisme budaya juga berlaku bagi dominasi Budaya Pop Jepang di Indonesia. Para remaja Indonesia tak sadar bahwa mereka terhegemoni oleh ideologi yang disebarkan melalui media massa dan menganggap bahwa Budaya Pop Jepang yang mereka gemari ini sebagai sesuatu yang memang bernilai dan berguna. Bahkan mereka memandang sebelah mata pada Budaya Pop Indonesia, karena mereka pikir Jepang lebih bagus dari Indonesia.
Serbuan Budaya Pop Jepang ini bukan saja menuju pada para remaja di kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, yang selama ini dianggap sebagai pusat penyebaran Budaya Pop Jepang, tetapi juga ke kota-kota kecil, bahkan bisa dikatakan ke kota yang termasuk pelosok Indonesia. Hal ini tentu saja tak terlepas dari campur tangan pemerintah Jepang. Sebut saja Program Tokyo Beat yaitu acara tangga lagu populer Jepang berdurasi 30 menit, yang memang diproduksi oleh Pusat Kebudayaan Jepang.
Selain dominasi melalui media lagu yang disiarkan oleh stasiun radio, serbuan Budaya Pop Jepang pada khalayak remaja dan anak-anak juga datang dari media anime yang disebarkan melalui acara televisi, dan manga yang banyak tersebar di seluruh toko buku utamanya jaringan Gramedia, dan bahkan bisa ditemui di kios-kios koran dan majalah. Tercatat juga ada beberapa stasiun televisi yang banyak menyiarkan acara anime dengan durasi yang cukup lama dibandingkan program-program lokal dari Barat.
Selama hampir dua dekade ini tayangan hiburan untuk anak dan remaja yang semula berupa tayangan impor dari Barat (Hollywood), mulai berubah ke tayangan-tayangan dari Asia utamanya Jepang. Tokoh superhero dan tokoh idola anak dan remaja juga mulai berpindah dari Superman, Batman, Donal Bebek, dan Mickey Mouse, menjadi Sailormoon, Naruto, Crayon Shinchan, Ninja Hatori, dan juga Doraemon.
Di bidang musik, idola para remaja pun juga ikut berubah dari band dan penyanyi Barat New Kids On The Block, Britney Spears, dan Westlife menjadi band dan penyanyi Jepang seperti L’Arc~en~Ciel, Dir en Grey, Gazette, Moi dix Mois, Utada Hikaru, Yui, dan Ayumi Hamasaki.
Memang dari semua tayangan asal Asia yang paling berpengaruh adalah tayangan-tayangan dari Jepang, utamanya film animasi yang dikenal dengan nama anime. Belum lagi tayangan dorama, film drama khas Jepang, baik yang ditayangkan oleh stasiun televisi maupun melalui teknologi VCD/DVD yang juga meramaikan panggung hiburan anak dan remaja di Indonesia. Serbuan tayangan dan hiburan asal Jepang ini juga dibarengi dengan serbuan komik Jepang yang dikenal dengan nama Manga.
Di dalam industri buku, komik Jepang amat mendominasi. Berdasarkan data penerbitan bulan Desember 2010, dari daftar komik yang dicetak oleh m&c, unit Komik dan Majalah dari Gramedia Majalah, terdapat 475 judul komik Jepang atau sekitar 86.4% dari total komik yang diproduksi oleh perusahaan percetakan itu. Sementara komik Indonesia hanya 3 judul (0,5%), komik Amerika 23 judul (4,2%), komik Mandarin 14 judul (2,5%), dan komik Korea 35 judul (6,4%). Hal ini tentu saja belum termasuk ratusan judul komik Jepang lainnya yang diproduksi oleh PT Elex Media Komputindo yang juga memproduksi komik dan masih merupakan bagian dari kelompok Gramedia, dan merupakan saingan m&c dalam memproduksi komik.
Anime, abreviasi dari kata “animation”, dalam kamus bahasa Inggris dideskripsikan sebagai film animasi bergaya Jepang atau film animasi yang diproduksi oleh Jepang itu memang populer di Indonesia. Popularitasnya di Indonesia itu sebenarnya sudah dimulai pada awal dekade 1980-an ketika video betamax sedang menjamur. Penggemar anime yang lahir pada dekade 1960-an dan 1970-an mungkin masih sangat ingat anime bertajuk “Voltus Five”, “God Sigma” “Candy-Candy” dan “Ikkyu-san” yang begitu populer pada dekade 1980-an.
Namun popularitasnya di Indonesia saat itu masih terbatas karena beredar dalam format video betamax, sedangkan pada waktu itu tidak semua orang bisa membeli perangkat pemutar video betamax.
Pada dekade 1990-an, anime dapat dikatakan benar-benar “booming” karena pada waktu itu stasiun televisi Indonesia mulai memutar beberapa serial anime populer sehingga dapat disaksikan siapapun yang memiliki televisi. Indosiar yang baru lahir pada pertengahan 1990-an juga tidak mau ketinggalan untuk menayangkan anime.Malah anime-anime yang ditayangkan Indosiar saat itu sangat meledak di Indonesia.
Pemirsa setia Indosiar pada dekade tersebut tentu saja masih ingat tayangan serial anime yang sangat populer, “Sailor Moon” dan “Born to Cook”. Dibandingkan dengan stasiun-stasiun televisi lain di Indonesia, mungkin dapat dikatakan hanya Indosiar yang masih setia dan konsisten menayangkan anime di layar kaca hingga kini. Sebut saja “Digimon”, “Inuyasha”, “Gundam Seed”, “Dragon Ball”, “Detective Conan”, “GTO”, “Naruto” dan masih banyak anime yang pernah dan sedang ditayangkan di Indosiar.
Popularitas anime pun makin menggila setelah VCD dan DVD anime bajakan begitu mudah didapatkan di seantero Indonesia, tidak hanya dijual di pusat-pusat perbelanjaan, bahkan mudah didapatkan melalui internet. Para otaku, sebutan untuk penggemar anime dan manga, di Indonesia pun memberikan andil atas populernya genre tersebut dengan membentuk berbagai komunitas baik di dunia nyata ataupun di internet seperti milis dan forum. Dalam artikel Michael O’Connell “A Brief History of Anime” dalam buku Otakun 1999 Program Book, bahwa anime sebagai film animasi telah berkembang di Jepang sejak awal abad ke-20, tetapi dalam bentuk yang sekarang, baru dimulai pada dekade 1960-an ketika Osamu Tezuka, pembuat komik yang juga bapak manga Jepang, tertarik pada animasi setelah terlibat sebagai konsultan untuk film animasi buatan Toei Alakazam the Great yang berdasarkan komiknya.
Sebelum dekade 1960-an, gaya film-film animasi Jepang masih dipengaruhi oleh animasi Barat terutama animasi produksi Walt Disney. Menurut O’Connell, Tezuka membawa gaya baru dalam pembuatan anime terutama pada desain karakter dan juga penggunaan ekspresi emosi yang kaya. Desain karakter Osamu Tezuka yang menyederhanakan karakter wajah, pembuatan mata yang besar dan penggunaan ekspresi emosi pada karakter anime dan manga itulah membawa pengaruh dahsyat pada industri anime Jepang setelah Perang Dunia II.
Bicara tentang anime, juga tidak bisa dilepaskan dari manga. Di Jepang, pengertian anime sendiri tidak hanya mengacu pada animasi, namun juga mengacu pada manga. Terlebih lagi sebagian besar anime Jepang sering diangkat dari manga (komik Jepang), walau anime juga diangkat dari novel, game atau cerita rakyat Jepang. Selain itu, juga ada anime populer yang kemudian dibuatkan manga seperti serial Gundam. Manga dalam bentuk modern telah dimulai sejak Perang Dunia dan juga memiliki akar sejarah yang sangat tua sejak awal kesenian Jepang, namun memiliki momentum sangat berarti setelah Osamu Tezuka menciptakan karya manga fenomenal Astro Boy pada tahun 1951. Tidak heran jika dalam perkembangannya teknik pembuatan manga sangat terpengaruh oleh gaya Osamu Tezuka karena juga memiliki karakteristik sama dengan anime seperti desain karakter wajah dan mata yang bulat besar.Selain itu, teknik Tezuka dalam membuat manga dengan pendekatan sinematografi mampu menyajikan kisah yang menggugah emosi pembacanya dibandingkan dengan komik Barat yang cenderung datar dari sisi emosi. Dalam proses tersebut, Tezuka telah mengajari dan menginspirasi para artis pembuat manga bagaimana memvisualisasikan dan membuat komposisi sebuah kisah manga yang dinamis dan selalu bergerak. Proses itu juga terlihat dalam pembuatan anime yang berdasarkan gambar-gambar yang dibuat tangan, walau kini dalam perkembangannya banyak menggunakan teknologi grafis komputer. Juga tidak boleh dilupakan jasa artis wanita Machiko Hasegawa yang menciptakan manga Sazae-san sejak tahun 1946. Kisah manga karya Machiko Hasegawa yang memfokuskan pada kehidupan wanita inilah menginspirasikan manga genre shojo (drama percintaan) untuk segmen pembaca gadis remaja. Tidak heran jika genre manga shojo untuk remaja wanita hingga kini pun sangat terlihat pengaruh gaya Machiko Hasegawa seperti desain karakter wajah baik pria maupun wanita yang begitu lembut dan cantik, bentuk mata yang sayu dan bulu mata yang panjang. Seperti yang telah dikatakan di atas bahwa anime dan manga kini sangat populer di Indonesia sehingga mengalahkan komik dan animasi dari belahan dunia barat yang sempat berjaya seperti Tintin atau Superman dan Batman. Anda bisa melihat bagaimana banyaknya manga yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia di toko-toko buku Indonesia seperti manga Kungfu Boy, Detecive Conan dan sebagainya.Begitupula penggemar manga juga ingin menyaksikan adaptasi manga dalam bentuk anime. Popularitas tersebut mau tidak mau pun membawa perubahan di Indonesia seperti munculnya komunitas penggemar manga dan anime. Selain itu, juga terlihat bagaimana penggemar anime dan manga di Indonesia mengekspresikan diri dalam cosplay yaitu berdandan dengan kostum yang berdasarkan karakter-karakter anime dan manga kesayangan mereka.
Di sisi lain populernya manga di Indonesia itu juga membawa pengaruh pada proses pembentukan komik karya Indonesia, karena secara tidak langsung banyak generasi komikus muda di Indonesia baik tanpa sadar maupun sadar, terpengaruh oleh gaya aliran Jepang (manga). Tidak heran jika bermunculan sekolah-sekolah dan kursus menggambar gaya manga di Indonesia untuk memenuhi keinginan orang-orang yang berminat menjadi ilustrator komik ala Jepang, baik yang dikelola secara profesional dan mahal hingga kursus yang berbiaya murah.
B.PENGARUH KEUDAYAAN JEPANG TERHADAP GAYA BERPAKAIAN REMAJA INDONESIA.
Dampak dari imperialisme budaya pop Jepang tidak hanya mempengaruhi bidang industri hiburan di Indonesia seperti komik dan tayangan kartun animasi khas Jepang seperti yang telah disebutkan diatas. Budaya pop Jepang juga ikut mempengaruhi gaya berpakaian para remaja di Indonesia. Gaya berpakaian khas Jepang ini disebut dengan Harajuku Style.
Harajuku sebenarnya adalah sebutan populer untuk kawasan di sekitar Stasiun JR Harajuku, Distrik Shibuya, Tokyo.
Kawasan ini terkenal sebagai tempat anak-anak muda berkumpul. Sekitar tahun 1980-an, Harajuku merupakan tempat berkembangnya subkultur Takenokozoku  (komunitas anak muda penggemar dance group di tahun 70-, 80-an di Tokyo). Jadi, Harajuku Style adalah sebutan populer untuk gaya jalanan yang diadopsi dari kawasan Harajuku.
Harajuku kini sangat menarik minat anak muda dunia, termasuk Indonesia. Gaya, pilihan warna dan motif pakaian yang dikenakan para kaum muda di seputar Harajuku banyak ditiru oleh kalangan muda di Indonesia. Umumnya mereka memiliki perhatian khusus pada produk budaya pop Jepang lainnya, seperti: anime, cosplay, komik, makanan, film, majalah, dan juga musik serta bahasa Jepang. Para kaum muda ini hadir membawa produk persilangan budaya baru yang merupakan perpaduan dari budaya Jepang dan budaya Indonesia.
Masyarakat umumnya mengenal Harajuku adalah pakaian khas remaja Jepang yang tidak biasa, atau, tampilan pakaian yang diluar kebiasaan. Gaya ini dicirikan dengan gaya yang bebas, memadukan sesuatu dengan tidak lazim, merdeka berbusana tanpa standar atau patokan yang mengekang ekspresi individu.
Pengaruh ini disebut “Supermarket Of Style”, yang muncul tahun 1990-an. Uniknya, gaya busana jalanan ini juga mengadopsi dari Barat.Masuknya gaya Harajuku di Indonesia tidak terlepas dari era globalisasi yaitu masuknya budaya asing ke Indonesia. Salah satunya adalah Jepang. Globalisasi budaya faktor utamanya adalah pesatnya perkembangan teknologi informasi. Faktor lainnya adalah tren masyarakat kota Indonesia sekarang, seperti “budaya sms”, blog, kegilaan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan gaya hidup underground, kegemaran terhadap facebook atau sejenisnya. Dampaknya gaya Harajuku akhirnya juga mempengaruhi pasar fashion di Indonesia dengan cepat baik dari busana, rambut, rias wajah sampai aksesoris, dan lain-lain.Gaya Harajuku mempunyi ciri materialnya sendiri di Indonesia. Hal ini berpengaruh akibat dari faktor agama, budaya mentalitas yaitu sikap dan mental manusia Indonesia terhadap produk, iklim dan sebagainya. Faktor-faktor tersebut menyaring budaya luar, sehingga gaya Harajuku mempunyai bentuk dan gaya tersendiri di Indonesia.Gaya Harajuku menjadi gaya khas Jepang dan merupakan gaya yang sangat individual.Gaya ini menandakan kebebasan dan penampilan modern yang menekankan pada sensasi dan kebaruan. Pada mulanya gaya ini merupakan bentuk pemberontakan terhadap nilai kemapanan, kemudian diadopsi menjadi tren yang meriah di sekitar kehidupan anak muda. Anak-anak muda terbiasa berkumpul untuk melepaskan tekanan hidup sehari-hari. Setiap akhir minggu, mereka berkumpul dan satu sama lain berusaha berdandan secara ekstrim. Mereka menjadi sosok yang berbeda dari kehidupan sehari-hari yang menurut mereka cenderung membosankan.Di Indonesia, gaya Harajuku atau dandanan khas gaya anak muda dipopulerkan oleh beberapa penyanyi, misalnya grup Ratu, Pinkan Mambo, Agnes Monica, dan J-Rocks.Tidak hanya sebatas penyanyi saja, di Jakarta banyak juga anak muda yang tidak segan dan tidak malu bergaya Harajuku di pusat-pusat keramaian. Umumnya mereka memiliki perhatian khusus pada produk budaya pop Jepang seperti anime, cosplay, komik, makanan, film, majalah, dan juga musik serta bahasa Jepang. Banyaknya majalah impor yang masuk ke Indonesia juga memberikan pengaruh besar. Di Indonesia, penganut gaya Harajuku selain banyak ditemukan di jalanan ataupun pusat perbelanjaan, banyak pula dijumpai di acara-acara hiburan tertentu di kota-kota besar.Secara ideologis, gaya Harajuku di Jepang muncul dari semangat pemberontakan remaja terhadap konsumerisme, pola kehidupan konvensional, dan tuntutan hidup yang relatif tidak fleksibel dimana kepercayaan tradisional masih kuat. Sedangkan di Indonesia, seseorang yang berbusana dengan gaya Harajuku tidak harus membawa nilai pemberontakan terhadap suatu apapun.Fashion Jepang amat berbeda dengan fashion Barat yang selama ini kita kenal. Fashion dalam Budaya Pop Jepang tidak mengenal perbedaan gender. Bahkan kadang kita tak dapat membedakan apakah dandanan itu untuk pria atau wanita. Para tokoh penyanyi atau artis pria Jepang berdandan layaknya seorang wanita, dan justru dandanan itu yang populer dan digilai oleh banyak gadis remaja.
Media masaa dengan fungsi transmisinya dapat mewariskan norma dan niali tertentu dari suatu masyarakat kepada masyarakat lain, maka melalui media yang menyebarkan Budaya Pop Jepang, nilai-nilai dari bangsa Jepang juga bisa masuk dan menjadi nilai yang dominan dan menjadi tuntunan perilaku khalayak Budaya Pop Jepang. Sejumlah nilai yang dianut oleh bangsa Jepang khususnya dalam hubungan antar manusia yaitu Amae (Loyalitas), Giri (Balas Budi), On (Penghormatan pada orang yang lebih tua atau tinggi kelasnya), Kao (Kebanggaan / Self Esteem) dan Ningen Kankei (Kerapatan / Keeratan hubungan dalam kelompok).Nilai-nilai Jepang ini sedikit banyak terkandung dalam Budaya Pop Jepang yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, khususnya anak dan remaja untuk jumlah yang paling dominan.
KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pengaruh-pengaruh kebudayaan jepang turut dalam perkembangan budaya Indonesia khususnya terhadap kehidupan, kebudayaan dan alam fikiran di kalangan remaja yang dapat merusak ekosistem generasi muda ke depanya.
perlunya suatu kebijakan dan upaya dari pemerintah untuk menambah anggaran bagi sektor pendidikan dan budaya, untuk memberlakukan kewajiban pendidikan budaya, bukan hanya teori, tetapi juga praktek, pada kurikulum sekolah, khususnya sekolah-sekolah negeri. Sebab, selama ini proporsi pendidikan budaya di sekolah negeri sangat kurang dibandingkan dengan pendidikan sains. Pendidikan budaya hanya dijadikan ekstrakurikuler bukan merupakan suatu kewajiban. Hal ini menjadikan para siswa kurang memahami budaya local.
DAFTAR PUSTAKA

Tadashi Fukutake, Masyarakat Pedesaan di Jepang, Gramedia, Jakarta, 2008, hal 20
Bernard. T. Adeney, Etika Sosial Lintas Budaya, Kanisius, Yogyakarta, 2000
Dr. Muhammad Zafar Iqbal, Kafilah Budaya, Citra, Jakarta, 2006, hal 45
Sara Ditaputri, Battle Of Harajuku : Budaya Jepang “Menginvasi” Jakarta, Gramedia, Jakarta, 2007, hal 31
Timothy. J. Craig, Japan Pop! Inside the World of Japanese Popular Culture, Gramedia, Jakarta, 2006, hal 30
Hersiwi Astuti, Gambaran Isi Manga: Studi Semiotika Pada 5 Komik Serial Jepang Yang Populer di Indonesia, Pustaka Alvabet, Bandung, 2006, hal 15
WEBSITE
      http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/gaul/harajuku-style-berani-berekspresi-tak-lupa-tr.html

Popular Post